mytv.co.id – Tidak hanya selebritis dan orang ternama saja, kasus perceraian terjadi di semua pasangan. Dari hasil laporan data statistik terbaru pada tahun 2023, angka perceraian mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Laporan sementara yang tercatat di tahun 2022 adalah sebanyak 516.334 kasus dengan banyak faktor penyebab perceraian. Sedangkan pada tahun 2021 sebanyak 447.743 kasus. Hal ini membuktikan bahwa angka perceraian meningkat sebanyak 15 persen di Indonesia.
Faktor Penyebab Perceraian dan Cara Mencegahnya
Setidaknya 10 faktor penyebab perceraian inilah yang membuat kasus perceraian kian melonjak. Ketahui faktor-faktor ini dahulu agar rumah tangga anda jauh dari kasus perceraian:
Pertengkaran dan Perselisihan Karena Sering Berbeda Pendapat
Perbedaan pendapat yang tak ada ujungnya dapat memicu perselisihan, pertengkaran, bahkan perceraian. Biasanya perbedaan pendapat berawal dari hal kecil. Hal-hal kecil yang bersinggungan dengan pemikiran pasangan terus menumpuk sehingga menjadi permasalahan besar. Jika antar pasangan saling membela keputusannya, maka tidak menemukan jalan keluarnya.
Masalah yang berulang-ulang seperti inilah yang menyebabkan perceraian. Oleh karena itu, hal ini menjadi alasan untuk bercerai. Karena ingin mempertahankan ego salah satu pasangan atau keduanya. Alasan beda prinsip menjadi faktor utama. Namun, bukankah pasangan sejatinya adalah menyatukan perbedaan? Usahakan berpikirlah secara bijak sebelum memutuskan untuk bercerai.
Faktor Ekonomi dan Kemampuan Finansial
Memang uang bukanlah jaminan untuk membeli semua kebahagiaan. Namun, uang juga menjadi penentu kebutuhan sehari-hari, apalagi jika sudah berkomitmen membangun rumah tangga. Dari beberapa kasus yang ada,masalah utama adalah bagaimana mengelola keuangan sehari-hari dari sudut pandang antar pasangan.
Perbedaan pengelolaan uang ini antara lain dari aspek perbedaan sudut pandang, prioritas penggunaan uang sehari-hari, manajemen penggunaan uang dna lain-lain. Selain itu, pengeluaran besar yang tidak terkontrol juga dapat menyebabkan perceraian.
Utang yang menumpuk dapat menjadi permasalahan yang berlarut-larut sehingga berpisah menjadi jalan terbaiknya. Oleh karena itu, buat komitmen dan keputusan yang tidak merugikan kedua belah pihak tentang pandangan uang. Ajak pasangan untuk melihat-lihat sumber informasi tentang pengelolaan uang yang baik.
Perselingkuhan karena Merasa Bosan dengan Pasangan
Perselingkuhan menjadi bahan perbincangan di media sosial, dan lainnya. Awalnya hanya iseng, tapi lama-lama menjadi kecanduan. Apalagi jika perselingkuhan sudah menjadi aktivitas seksual. Lebih berbahaya jika perselingkuhan menjadi kebutuhan hidup.
Perselingkuhan menjadi pilihan hidup karena merasa bosan dengan pasangan. Merasa tidak cocok dengan pasangan sehingga mencari pasangan lain yang lebih nyaman. Sebenarnya kembali pada komitmen dan niat masing-masing pasangan.
Berniat untuk menikah adalah sekali menjadi pasangan seumur hidup. Jika sudah berkomitmen untuk mencintainya selamanya, tak ada lagi kata bosan. Namun, jika cinta bukan dari kedua belah pihak, perpisahan akan terjadi.
Menjadi Korban KDRT
Faktor penyebab perceraian selanjutnya adalah menjadi korban KDRT. Memang korban KDRT terbanyak adalah perempuan. Alasan KDRT sangat bermacam-macam mulai dari keadaan ekonomi, suami ketahuan berselingkuh, sering bercekcok karena hal-hal kecil.
Tidak hanya pihak wanita saja yang menjadi korban. Bahkan korban kekerasan dalam rumah tangga juga terjadi pada pihak laki-laki. Beberapa aktor juga mengalami hal ini. Hal ini karena sikap temprament yang tak terkontrol baik dari pihak suami ataupun istri.
Pengendalian emosi menjadi penyebab utama dalam memecahkan masalah. Jika emosi terkendali sehingga salah satu menjadi korban kekerasan dalam jangka waktu yang lama, perpisahan menjadi jalan terbaik. Kekerasan bukanlah solusi. Selain korban fisik, kekerasan juga mempengaruhi kondisi mental anak-anak menjadi lebih buruk.
Salah Satu Pasangan Memutuskan untuk Pindah Keyakinan
Selain KDRT, faktor penyebab perceraian berikutnya adalah pindah keyakinan. Beberapa pasangan merasa nyaman dengan keyakinan masing-masing. Namun, di Indonesia, agama menjadi prioritas karena negara kita berdasarkan pada hukum dan agama.
Apabila salah satu anggota pasangan memilih keluar dari keyakinan yang sama, pihak keluarga tentu akan menentang. Inilah yang membuat masalah besar dalam rumah tangga. Karena keluarga adalah prioritas, pihak istri atau suami lebih baik memilih untuk bercerai jika salah satu ada yang memilih berpindah keyakinan.
Suami atau Istri Terlibat dalam Kasus Hukum
Terlibat kasus hukum mulai dari kasus penganiayaan, judi, korupsi, pembunuhan dan tindakan lainnya jelas merusak reputasi semuanya. Tidak hanya diri sendiri, tetapi juga keluarga dan orang terdekatnya. Hal inilah yang menjadi faktor penyebab perceraian ini.
Kerena tidak ingin berurusan lebih rumit lagi dengan hukum, salah satu pasangan lebih memilih untuk bercerai. Namun, pada kasus lainnya ada juga pasangan yang masih setia mendampingi walaupun ada yang terlibat proses hukum. Hal ini tergantung pada prinsip masing-masing pasangan.
Tidak Kuat Menghadapi Poligami
Beberapa suami ada yang memilih menjalani hidup dengan lebih dari satu istri atau poligami. Dalam kurun waktu yang lama, sebagian besar wanita sudah tidak kuat menjadi istri madu atau suami yang memiliki istri madu.
Alasan utama adalah suami yang memperlakukannya secara tidak adil. Istri juga merasa tidak mendapatkan kasih sayang yang sama dari suaminya. Jadi, perceraian adalah jalan yang paling tepat bagi mereka.
Melakukan Ikatan Pernikahan Secara Paksa
Alasan dan faktor penyebab perceraian berikutnya adalah melakukan ikatan pernikahan secara paksa. Beberapa kasus pernikahan paksa di Indonesia terjadi karena latar belakang adat istiadat setempat. Terkadang, orang tua menikahkan anakanya secara paksa karena kesamaan suku, marga serta pantangan menikah anaknya dengan latar belakang tertentu.
Tidak hanya asal suku saja, melainkan juga kepercayaan tentang kecocokan tanggal lahir, letak rumah, dan lain-lain. Selain adat, ada juga karena latar belakang status sosial sehingga kedua keluarga mengharuskan kedua anaknya menikah.
Tak heran jika ada pernikahan berbeda usia atau pernikahan pada usia dini. Kesiapan mental yang belum matang tanpa dilandasi cinta dalam hubungan menyebabkan perceraian. Beberapa kejadian, ada juga pernikahan paksa yang berakhir dengan kelanggengan dan kerukuan. Namun, kita menemukannya hanya beberapa saja.
Salah Satu Pasangan Mengidap Penyakit atau Cacat Tubuh
Pemicu perceraian selanjutnya adalah penyakit yang timbul dari riwayat kesehatan yang bermasalah atau kecelakaan. Masalah kesehatan ini biasanya mengakibatkan cacat tubuh atau penyakit berat seperti kanker, virus bahaya dan lain-lain. Pada kasus tertentu, ada beberapa pihak pasangan yang sudah tidak kuat menghadapi masalah penyakit salah satunya.
Karena alasan inilah, mereka mengambil jalan cerai supaya lebih aman dan fokus menjalankan hidup. Pada beberapa kasus, pasangan terpaksa mengambil jalan perceraian agar istri, suami atau anak-anaknya terhindar dari virus berbahaya.
Namun, masih banyak pasangan yang masih tetap setia walaupun istri atau suaminya mengidap penyakit berat. Semua itu tergantung pada komitmen dan kesetiaan masing-masing pasangan. Semoga kita tergolong pada pasangan yang setia.
Terlibat Kasus Asusila, Perzinahan, dan LGBT
Faktor penyebab perceraian yang terakhir adalah terlibat pada kasus asusila, perzinahan dan LGBT. Banyak kasus pasangan berujung petaka atau maut akibat ketahuan melakukan perzianahan dengan orang lain. Tentu saja perceraian menjadi pilihan terbaik daripada menghadapi pasangan yang sudah tidak mencintainya lagi.
Selain kasus perzianahan, ada juga kasus asusila lain. Seperti halnya melakukan perbuatan yang terlarang dengan ibu mertua, sahabat, keluarga. Tidak hanya itu saja, perceraian juga menjadi pilihan tepat setelah mengetahui pasangan ternyata mencintai pasangan sesama jenisnya. Pada kasus lain, masih ada pasangan yang masih mau memaafkan dan memberikan kesempatan kedua pada pasangannya.
Semoga hal ini tidak terjadi pada pasangan kita. Nah, agar tidak sampai terjadi hal yang tak diinginkan. Berikut ada beberapa tips yang perlu anda tahu.
Pencegahan Terbaik Supaya Tidak Sampai Memilih Jalan Perceraian
Berikut ini beberapa hal yang bisa suami juga istri lakukan, di antaranya:
• Saling berkomunikasi dengan baik antar pasangan
• Saling meluapkan perasaaan dan mengutarakannya dengan baik.
• Berkomitmen dan berkompromi antar satu sama lain.
• Tidak mencari-cari kesalahan antar pasangan.
• Meluangkan waktu bersama pasangan.
• Harus belajar memaafkan dan melupakan.
• Mendiskusikan target selanjutnya dalam membina rumah tangga.
Kita semua mengharapkan semoga rumah tangga semakin kuat dengan berbagai masalah yang ada.